Social Icons

24 September 2012

SUFISME & STAGNASI PEMIKIRAN UMAT ISLAM





Sudah semenjak dahulu kala Sufi dan Sufisme menarik perhatian banyak orang.   Tidak hanya kaum santri dan orang awam,  melainkan juga para sarjana muslim maupun non-muslim.   Dan Sufisme sering dijadikan obyek penyelidikan.  

Tidak jarang,  di antara mereka para cendekiawan,   bahkan para ulama dan kiai-kiai  berselisih pendapat tentang Sufi dan Sufisme,  sehingga kadang-kadang menimbulkan suatu ketegangan atau polemik.   Hal tersebut menjadikan sufisme bertambah terbuka bagi sementara orang,  dan mungkin  :  menjadikan sufisme semakin sulit didekati bagi sementara orang lainnya.

22 September 2012

BERPIKIR POSITIF


Pada saat manusia mengalami kebaikan dan kesenangan,  kebanyakan dari mereka berpikir bahwa hal itu adalah akibat bantuan atau jasa orang lain.   Sebaliknya di saat mengalami keburukan dan kesusahan,  mereka berpikir bahwa hal itu adalah akibat dari perbuatan orang lain.   Pemikiran seperti itu tidak salah,  tetapi pada hakikatnya kurang tepat.

Proses sebenarnya adalah bahwa hal itu semuanya disebabkan oleh diri sendiri.   Semuanya berawal dan berasal dari pikiran-pikirannya sendiri.

13 September 2012

PANCASILA, AGAMA, DAN FILSAFAT


Sore itu teman saya,  Abdullah,  yang akrab  dengan panggilan Si Dul,  datang ke rumah.   Bung,  sekarang ini sedang dilakukan pengumpulan dokumentasi tentang fatwa Pancasila !   Katanya sambil menyodorkan berita di harian yang ada gambarnya bapak K.H. Achmad Siddiq.

"   Nah,  ini baru berita  !, "  kata saya setelah membaca berita itu.

Kok baru berita  ?  Tanya Si Dul.

Dokumentasi Fatwa Pancasila itu,  dari MUI,  yang diprakarsai oleh bapak K.H. Achmad Siddiq,  nantinya jelas  :  Enak Dibaca Dan Perlu !   Kata saya mengutip iklan rutin minggian populer,  yang sekarang harganya sudah mengikuti mbak Pratiwi yang mau ke angkasa luar,  sehingga tidak terjangkau oleh kantong saya.

KESETIAKAWANAN SOSIAL SEBAGAI KEKUATAN NASIONALISME BARU INDONESIA


                   
PENDAHULUAN
Namanya Sawali dan Slamet, keduanya bukan nelayan biasa. Sawali dan Slamet, keduanya tangkas memainkan layar perahu, dan tangkas pula memegang kemudi. Lebih dari itu, keduanya adalah pemuda yang berani, dan memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi. Karena itulah keduanya diikutkan dalam rombongan yang terdiri dari tiga perahu, berlayar dari pulau Jawa menuju pulau Bali. Tim ekspedisi kecil itu dipimpin oleh pak Markadi, pelaut yang lebih berpengalaman
 
Blogger Templates